Oentoro

Digital Traveller

Oentoro

Digital Traveller

Tantangan Rekrutmen Gen Z di Indonesia yang Harus Diketahui

rekruitasi karyawan gen z di indonesia

Tantangan Terbesar dalam Rekrutmen Gen Z di Indonesia

Estimasi waktu baca: 7 menit

  • Ketidaksesuaian antara ekspektasi dan realitas dunia kerja
  • Minimnya pengalaman kerja dan portofolio
  • Kurangnya pemahaman terhadap keterampilan yang dibutuhkan
  • Fenomena “ghosting” dalam proses rekrutmen
  • Kurangnya akses ke pembimbing atau informasi karier

Daftar Isi

  1. Ketidaksesuaian antara Ekspektasi dan Realitas Dunia Kerja
  2. Minimnya Pengalaman Kerja dan Portofolio
  3. Kurangnya Pemahaman terhadap Keterampilan yang Dibutuhkan
  4. Fenomena “Ghosting” dalam Proses Rekrutmen
  5. Persaingan Ketat dan Ketidakseimbangan Lapangan Kerja
  6. Kurangnya Akses ke Pembimbing atau Informasi Karier
  7. Dampak bagi Ekonomi Indonesia
  8. Kesimpulan

1. Ketidaksesuaian antara Ekspektasi dan Realitas Dunia Kerja

Gen Z dikenal memiliki ekspektasi tinggi terhadap dunia kerja. Mereka menginginkan gaji yang layak, work-life balance, fleksibilitas, dan makna sosial dalam pekerjaan. Sayangnya, banyak perusahaan di Indonesia, khususnya pada posisi entry-level, belum mampu memenuhi harapan ini. Hal ini sering menyebabkan Gen Z merasa tidak cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan, yang bisa berujung pada hilangnya motivasi dan fenomena job hopping.

2. Minimnya Pengalaman Kerja dan Portofolio

Salah satu tantangan utama bagi Gen Z adalah kurangnya pengalaman kerja. Banyak lulusan baru yang bahkan kesulitan untuk mendapatkan posisi pemula karena persyaratan pengalaman kerja yang seringkali dipersyaratkan. Situasi ini semakin menambah kesenjangan antara kebutuhan industri dan kualifikasi pencari kerja muda, mempersulit mereka untuk masuk ke pasar kerja.

3. Kurangnya Pemahaman terhadap Keterampilan yang Dibutuhkan

Perubahan teknologi yang cepat seringkali membuat Gen Z merasa tidak yakin apakah keterampilan yang mereka miliki relevan dengan kebutuhan perusahaan. Banyak dari mereka belum sepenuhnya memahami keahlian spesifik yang dibutuhkan di dunia kerja, sehingga menambah kebingungan dalam mencari posisi yang sesuai.

4. Fenomena “Ghosting” dalam Proses Rekrutmen

Fenomena “ghosting” menjadi hal yang sangat umum di kalangan Gen Z. Sekitar 49% pelamar mengaku sering tidak menerima respons atau kejelasan tentang hasil seleksi dari perusahaan. Hal ini membuat mereka semakin frustasi dan bingung terhadap proses rekrutmen yang seharusnya lebih transparan.

5. Persaingan Ketat dan Ketidakseimbangan Lapangan Kerja

Setiap tahun, jumlah pencari kerja Gen Z meningkat, namun pertumbuhan lapangan kerja tidak sebanding. Persaingan yang ketat di tingkat entry-level membuat peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan sesuai harapan semakin berat. Hal ini menciptakan lingkungan yang sangat kompetitif bagi mereka di pasar kerja.

6. Kurangnya Akses ke Pembimbing atau Informasi Karier

Tidak semua Gen Z memiliki akses ke mentor, konselor, atau jaringan yang dapat membantu dalam menentukan langkah karier yang tepat. Ketiadaan bimbingan ini menambah kebingungan dalam memilih jalur karier atau strategi pengembangan diri.

rekruitasi gen z
rekruitasi gen z

Dampak bagi Ekonomi Indonesia

Dampak Saat Ini

  • Tingkat Pengangguran Kaum Muda Meningkat: Pengangguran di kalangan Gen Z tetap tinggi. Banyak lulusan baru yang menganggur lebih lama atau terpaksa bekerja di sektor yang tidak sesuai dengan keahlian mereka.
  • Inefisiensi Pasar Tenaga Kerja: Mismatch antara supply dan demand tenaga kerja menyebabkan turunnya produktivitas dan efisiensi, dengan banyak talenta muda yang potensinya tidak terserap di pasar kerja.
  • Penurunan Motivasi dan Produktivitas: Ekspektasi yang tidak tercapai mengarah pada kekecewaan, yang pada gilirannya menurunkan produktivitas dan meningkatkan tingkat turnover.

Dampak dalam 5 Tahun ke Depan

  • Ancaman Bonus Demografi Gagal Termanfaatkan: Jika masalah ini tidak diatasi, Indonesia akan kesulitan memanfaatkan bonus demografi dari populasi usia produktif.
  • Kesenjangan Keterampilan Semakin Lebar: Tanpa penyesuaian dari perusahaan dan institusi pendidikan terhadap perkembangan industri, jumlah talenta muda yang kesulitan bersaing akan terus meningkat.
  • Risiko Ekonomi Informal dan Gig Economy: Gen Z yang gagal memasuki sektor formal cenderung beralih ke ekonomi informal atau gig economy, yang berpotensi menurunkan kestabilan pendapatan dan perlindungan sosial.
  • Pengaruh terhadap Inovasi dan Daya Saing Nasional: Jika perusahaan tidak mengadopsi model kerja yang sesuai dengan nilai-nilai Gen Z, potensi inovasi dan daya saing nasional akan terancam.

Kesimpulan

Tantangan dalam rekrutmen Gen Z di Indonesia meliputi mismatch ekspektasi-realisasi, kurangnya pengalaman kerja, pemahaman yang minim terhadap keterampilan yang dibutuhkan, dan ketidakseimbangan dalam lapangan kerja. Jika masalah ini tidak segera diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, pendidikan, dan industri, dampaknya akan signifikan—baik dalam hal pengangguran jangka pendek, maupun kapasitas daya saing Indonesia dalam lima tahun mendatang. Upaya yang terintegrasi dan strategi yang komprehensif sangat diperlukan untuk mendukung transisi Gen Z ke dalam dunia kerja yang lebih baik.

FAQ

  • 1. Apa yang menjadi tantangan utama bagi Gen Z dalam proses rekrutmen? Tantangan utama termasuk ketidaksesuaian ekspektasi dengan realitas, kurangnya pengalaman, dan pemahaman terhadap keterampilan yang dibutuhkan.
  • 2. Mengapa banyak Gen Z mengalami proses ghosting? Ghosting umum terjadi karena banyak perusahaan tidak memberikan kejelasan tentang hasil seleksi, yang membuat pelamar merasa frustasi.
  • 3. Bagaimana dampak ketidaksesuaian ini terhadap ekonomi Indonesia? Dampaknya termasuk meningkatnya pengangguran di kalangan kaum muda, penurunan produktivitas, dan kesulitan dalam memanfaatkan bonus demografi.
Tantangan Rekrutmen Gen Z di Indonesia yang Harus Diketahui
Kembali ke Atas