- SIM Internasional Indonesia tidak berlaku di Jepang karena perbedaan konvensi internasional yang digunakan.
- Jepang hanya menerima SIM dari Konvensi Jenewa 1949, sementara Indonesia menggunakan Konvensi Wina 1968.
- WNI harus melakukan konversi SIM (kirikae) atau mengikuti sekolah mengemudi untuk bisa berkendara legal di Jepang.
- Dokumen resmi dari pemerintah Jepang secara tegas menolak validitas SIM internasional Indonesia.
- Terdapat solusi legal dan praktis bagi WNI yang ingin tetap mengemudi di Jepang.
- Apa Itu SIM Internasional dan Kenapa Penting?
- Kenapa SIM Internasional Indonesia Tidak Berlaku di Jepang?
- Dampak Perbedaan Konvensi pada Pengemudi Indonesia di Jepang
- Solusi dan Alternatif bagi WNI yang Ingin Mengemudi di Jepang
- Fakta Pendukung Resmi dari Pemerintah Jepang
- Ringkasan: Mengapa SIM Internasional Indonesia Tidak Berlaku di Jepang?
- Kesimpulan
- FAQ
Apa Itu SIM Internasional dan Kenapa Penting?
SIM internasional adalah dokumen resmi yang mengizinkan seseorang untuk mengemudi di negara lain tanpa perlu mendapatkan SIM lokal. Indonesia menggunakan Konvensi Wina 1968 dalam penerbitannya. Meski cukup diterima secara luas, Jepang hanya menerima SIM dari konvensi yang berbeda.

Kenapa SIM Internasional Indonesia Tidak Berlaku di Jepang?
Masalah utamanya adalah perbedaan konvensi internasional yang digunakan sebagai dasar hukum:
- Konvensi Jenewa 1949 digunakan Jepang dan hanya itu yang diakui dalam hukum internal mereka.
- Konvensi Wina 1968 digunakan Indonesia dan tidak sesuai dengan peraturan Jepang.
Akibatnya, SIM internasional Indonesia tidak dianggap sah secara hukum di Jepang. Ini adalah regulasi resmi, bukan hanya masalah administratif. Lihat penjelasan lengkap dari Tribun Pontianak dan GridOto.
Dampak Perbedaan Konvensi pada Pengemudi Indonesia di Jepang
WNI yang membawa SIM internasional dari Indonesia tidak diperbolehkan mengemudi secara legal di Jepang. Jika memaksa, dapat dikenai sanksi hukum serius. Negara lain seperti China, Korea Selatan, dan Australia juga memiliki pengecualian serupa terhadap SIM Indonesia.
Solusi dan Alternatif bagi WNI yang Ingin Mengemudi di Jepang
1. Melakukan Konversi SIM Indonesia ke SIM Jepang (Kirikae)
Ini adalah cara terbaik dan paling efisien. Proses konversi (kirikae) memungkinkan WNI mendapat SIM Jepang resmi. Tidak selalu perlu tes ulang—tergantung kelengkapan dokumen dan kebijakan prefektur.
Simak proses konversi di video berikut.
2. Mengikuti Sekolah Mengemudi di Jepang
Alternatif lainnya adalah ikut sekolah mengemudi Jepang dari awal. Ini memakan waktu dan biaya lebih, namun legal dan pasti diterima.
Fakta Pendukung Resmi dari Pemerintah Jepang
Dokumen resmi dari National Police Agency (NPA Jepang) menegaskan bahwa SIM Indonesia yang mengacu pada Konvensi Wina 1968 tidak diakui.
Meskipun dilengkapi terjemahan atau lampiran sekalipun, status legal tetap tidak sah. Prosedur lokal Jepang wajib diikuti.
Ringkasan: Mengapa SIM Internasional Indonesia Tidak Berlaku di Jepang?
| Aspek | Indonesia | Jepang |
|---|---|---|
| Konvensi Dasar | Konvensi Wina 1968 | Konvensi Jenewa 1949 |
| Penerbitan SIM Internasional | Berdasarkan Konvensi Wina 1968 | Menerima SIM Internasional dari Konvensi Jenewa 1949 saja |
| Pengakuan SIM Internasional | Di banyak negara berlaku | Tidak berlaku untuk SIM Wina 1968 |
| Solusi bagi Pengemudi WNI | Kirikae atau sekolah mengemudi di Jepang | Kirikae atau tes SIM lokal |
Kesimpulan
Ketidakberlakuan SIM internasional Indonesia di Jepang disebabkan oleh perbedaan dasar hukum konvensi internasional (Wina 1968 vs Jenewa 1949). Oleh karena itu, SIM Indonesia tidak diakui Jepang secara resmi.
Namun, terdapat solusi legal yang dapat ditempuh yaitu dengan melakukan konversi SIM (kirikae) atau mengikuti ujian mengemudi lokal di Jepang. Pilih yang paling sesuai kebutuhanmu agar tetap dapat mengemudi dengan aman dan legal di Jepang.
FAQ
- Mengapa SIM internasional Indonesia tidak berlaku di Jepang?
- Bagaimana cara supaya WNI bisa mengemudi secara legal di Jepang?
- Adakah dokumen resmi dari Jepang terkait penolakan ini?
- Apa itu proses kirikae dan apakah sulit dilakukan?
Sumber Riset: