Rencana tinggal di Jabodetabek
Februari 2016, setahun sudah saya di jakarta. Karena saya sudah merasa cocok dengan pekerjaan di Jakarta dan dengan dorongan orang tua serta melihat teman sekantor yang sudah memiliki tempat tinggal, akhirnya saya mulai cari-cari rumah dengan istri (waktu itu masih pacaran, nikah november 2016). Awalnya saya datang ke property expo di JEC. Tapi setelah survey harga dan simulasi KPR, tidak ada yang masuk dengan kondisi keuangan saya waktu itu. Kalaupun ada tidak cocok dengan kebutuhan dan keinginan.
Rumah di Bogor
Karena dulu banyak teman yang mengambil rumah di bogor, akhirnya saya coba saja melihat lihat rumah di sana, barangkali ada yang cocok. Waktu itu inget banget ke sana hari sabtu motoran selama kurang lebih dua jam hingga sampailah di daerah bojonggede. Tujuan saya waktu itu adalah cari rumah yang dekat dengan stasiun dan tidak terlalu jauh dari Jakarta. Jadi Bojonggede lah pilihannya karena merupakan daerah bogor yang lebih dekat ke Jakarta serta memiliki stasiun KRL. Hampir seharian lebih saya mencari rumah di daerah bojonggede di sekitaran stasiun sampai akhirnya saya menemukan satu developer yang kantor pemasarannya masih buka.
The New Alexandria (ARM Cipta Mulia Development)
ARM Cipta Mulia Development, dengan nama perumahan The New Alexandria. Waktu itu kantor pemasarannya yang di bojonggede masih berupa ruko satu lantai. Saya bertemu dengan salesnya, lupa namanya. Sempat menjadi teman di facebook, tapi entah sekarang sudah hilang akunnya 🤣.
Sesuai info salesnya, the new alexandria adalah konsep perumahan syariah. Artinya tidak ada bunga KPR dan tidak ada BI checking, anti riba. Pembeli secara bertahap membayar sejumlah uang sesuai kesepakatan ke developer tiap bulannya dan dijanjikan akan siap serah terima kunci setahun setelah pembayaran angsuran pertama. Dijanjikan juga akan dibangun masjid di area perumahan dan tiap beberapa minggu sekali akan ada kajian islami untuk area perumahan, janji surga sekali pokoknya. Salesnya juga mengatakan bahwa sudah banyak yang booking dan tinggal sisa beberapa saja
Lahan Kosong
Karena saya tertarik dengan konsepnya akhirnya saya mencoba untuk melihat dulu lahan yang akan dijadikan perumahan. Ternyata lahannya masih kosong. Saya masih belum curiga karena walaupun kosong beberapa alat berat sudah ada di tempat itu, sudah mulai pembangunan pikir saya. Sebenarnya saya juga kurang cocok setelah melihat lokasinya, karena ternyata jalan masuk ke perumahan harus melewati kuburan. Tapi setelah saya pikikr, gak masalah, karena kalau sudah banyak penghuninya akan biasa juga. Setelah pulang dari melihat lahan, saya lalu memutuskan melakukan booking fee sebesar dua juta rupiah untuk mengambil unit perumahan itu.
Tidak Ada Progress
Setelah membayar booking fee dan dp (uang muka) sebanyak kurang lebih 90 jutaan, saya merasa cukup senang karena setelah menikah nanti saya membayangkan bisa punya rumah untuk keluarga saya. Saya yakin waktu itu karena cukup mudah menemukan direktur ARM ini di Internet
Namun keanehan terjadi pada bulan mei 2016. Waktu itu orang tua saya datang untuk menengok perkembangan rumah. Saya antarkan ke tempat lahannya. Setiba di sana saya kaget juga karena kondisinya masih sama dengan saat pertama kali datang ke sana. Belum ada pembangunan satup rumahpun di sana. Setelah diskusi dengan keluarga akhirnya saya ambil langkah untuk membatalkan pembelian rumah. Alhamdulillah waktu itu belum sempat mengangsur bulanan dan baru melakukan dp, walaupun dpnya cukup besar.
Banyak yang batal dan kecewa
Beberapa minggu setelah melakukan pembatalan, mereka mengundang saya ke kantor utama ARM di cibinong untuk menandatangani surat pembatalan dan pengembalian uang DP. Saya merasa bersyukur waktu itu karena ada itikad baik dari developer. Tapi setibanya di sana, saya baru tahu kalau tidak hanya saya saja yang melakukan pembatalan. Banyak orang datang yang teryata menerima undangan dari ARM karena mereka melakukan pembatalan. Saya ngobrol dengan beberapa orang yang melakukan pembatalan, ternyata ARM ini bermasalah dengan mereka karena pembangunan yang mangkrak dan berpindah pindah lokasi. Karena ARM ini tidak segera melakukan pembangunan akhirnya para pembeli ini pun melakukan pembatalan pembangunan rumah. Debat sengitpun sempat terjadi ketika berdiskusi tentang pengembalian dana pembeli. Setelah diskusi seharian akhirnya tercapai kesepakatan pihak ARM akan melakukan pengembalian secara bertahap kepada pembeli. Berikut saya dapatkan dari facebook:
Wanprestasi
Beberapa bulan setelah kesepakatan, ternyata mereka masih saja mengingkari janji untuk mengembalikan uang para korban. Belum ada dana pengembalian yang masuk ke rekening kami. Akhirnya saya dan beberapa orang yang mengalami kerugian yang kami rasa cukup besar berikhtiar menyewa pengacara untuk melakukan mediasi ke pihak ARM.
Tapi sepertinya mereka sudah bebal akan hukum bahkan ayat suci yang mereka semdiri pakai untuk jualan. Hanya 1-2 juta uang kembali. Pengacara yang kami bayar pun juga kewalahan menghadapi manajemen dan pengacara pihak ARM yang begitu begitu.
Belajar Mengikhlaskan
Setelah berlarut larut dan tidak selesai, tahun 2018 saya coba ikhlaskan. Berat sekali memang, karena sebagian besar uang untuk DP adalah pemberian orang tua saya. Tahun 2019 sempat masuk pengadilan dan direktur utamanya, Aria Durman menjadi DPO (Daftar Pencarian Orang) oleh polres bandung. Harapan saya agar uang kembali pun sepertinya sudah sirna karena jika direktur sudah pidana atau masuk penjara, uang yang telah disalahgunakan tidak bisa dikembalikan (diganti dengan hukuman penjara). Tahun 2020 / 2021 saya melihat berita bahwa Aria Durman ini sudah menjadi tersangka penipuan investasi (properti) syariah.
Tertipu Perumahan Berkedok Syariah
Sekarang saya kapok jual beli rumah atau perumahan dengan konsep syariah dan sekarang pakai KPR konvensional. Sebenernya, perumahan berkonsep syariah itu baik dan saya sangat suka dengan hal tersebut. Karena jual beli rumah (perumahan) dengan konsep syariah itu menjaga dan menguntungkan kedua belah pihak (antara penjual dan pembeli). Sayang sekali, pengalaman saya berkata lain, syariah hanya dipakai sebagai alat marketing yang merugikan dan ilegal. Tips dari saya kalau jual beli rumah syariah adalah pastikan setidaknya ada barang nyata atau kongkrit berupa rumah dan sertifikat yang legal sebelum bertransaksi. Kalau ada orang menawarkan produk properti syariah tapi masih dalam bentuk gambar, saran saya tinggalkan.